Selasa, 25 November 2014

Langkah dalam Analisis Buku teks untuk SLTP



BAB I
PNEDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Proses belajar di sekolah tentunya tidak lepas dari petingnya peranan buku teks. Buku teks dapat membuat proses belajar di kelas lebih efisien. Jika keterangan guru yang menagajarkan kurang jelas maka buku teks dapat di andalkan sebagai solusi kedua. Buku teks di gunakan untuk mendukung kegiatan belajar serta tercapainya suatu tujuan pendidikan. Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana pengajaran ynag serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran.








BAB II
ISI
A. Landasan Pemilihan Buku teks
                 Buku teks pelajaran hendaknya mampu menyajikan bahan ajar dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa buku teks pelajaran termasuk ke dalam sarana pendidikan yang perlu di atur standar mutunya, sebagaimana standar mutu pendidikan lainnya, yaitu : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan satndar penilaian pendidikan. Pasal 43 peraturan ini menyebutkan bahwa kepemilikan buku teks pelajaran harus mencapai rasio 1:1, atau satu buku teks pelajaran diperuntukkan bagi seorang siswa. Buku teks  pelajaran di sekolah sekolah harus memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, penggunaan bahasa dan keterbacaan yang baik, dan grafika yang fungsional.


B. Cara Menelaah Buku Teks

  Menurut landasan yang diatas maka dapat di perjelas bagaimana cara menelaah buku teks untuk Siswa Menengah Pertama. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penelaahan buku teks adalah sebagai berikut :
a)     Aspek isi materi pelajaran
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang disajikan dalam buku pelajaran. Buku pelajaran yang baik memperhatikan relevansi, adekuasi, keakuratan, dan proporsionalitas dalam penyajian materinya. kesesuaian dengan KD, kesesuaian dengan perkembangan peserta didik, kesesuian dengan kebutuhan bahan ajar, kebenaran substansi materi pelajaran, manfaat untuk penambahan wawasan, kesesuaian dengan nilai moral dan nilai-nilai sosial.
Hal-hal diatas akan di bahas secara ringkas:

1. Kesesuaian Materi Buku Teks dengan Kurikulum

            Kurikulum merupakan suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolh. Pengertian ini mengharuskan setiap perencanaan dan usaha yang dilakukan oleh pelaku pendidikan termasuk pembuat bahan ajar baik yang berupa buku atau yang lainnya harus mengacupada kurikulum yang berlaku.
            Pada kurikulum Bahasa Indonesia 2004 kemampuan berbahasa dibedakan menjadi dua, yaitu kemampuan terhadap materi kebahasaan dan kemampuan materi kesastraan sehingga dituntut dalam setiap keterampilan berbahasa (mendengar, berbicara, membaca dan menulis) kedua kemampuan berbahasa tersebut harus mendapat perhatian.

2. Keakuratan Materi

            Wacana yang disajikan dalam buku teks ini sesuai dengan kenyataan tidak dibuat-buat. Hal ini terbukti disebutkannya sumber secara jelas di samping itu bacaan yang ada sesuai dengan tingkat pemahaman siswa kelas SLTP.
            Sementara itu keakuratan konsep dan teori tercermin dari kesesuaian teori dan konsep yang disajikan untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) dengan definisi yang berlaku dalam bidang ilmu bahasa (linguistik) dan ilmu sastra. Selain itu keakuratan teori dan konsep itu terlihat juga dalam penggunaannya yang tepat sesuai dengan fenomena yang dibahas dan tidak menimbulkan banyak tafsir (ambigu).

3. Keakuratan dalam memilih contoh
            Contoh-contoh latihan yang disajikan menunjukkan keruntutan konsep dari yang mudah ke yang sukar, dari yang konkret ke abstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks dari yang telah dikenal sampai ke pengembangannya.
            Tema Pelajaran Pertama di harapkan memberikan kesan bagus terhadap anak-anak. Sebelum peserta didik diberi tugas membaca pemahaman dengan menemukan gagasan utama disajikan, penyusun mengajak peserta didik melihat kebiasaan-kebiasaan mereka dalam membaca termasuk mendata buku apa saja yang telah dibacanya. Setelah itu siswa diajak untuk mengenali cara-cara yang sering dilakukan oleh para pengarang dalam menggambarkan objek kemudian barulah peserta didik diajak untuk membaca pemahaman untuk mengenali gagasan utama dan gagasan penjelas dengan model pembimbingan dengan cara memberikan tips menemukan ide dengan cepat.


 b)  Aspek Penyajian yang sistematis
Buku pelajaran yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sistematis, sesuai dengan  tuntutan pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan cara penyajian yang membuat enak dibaca dan dipelajari. Secara keseluruhan buku teks Bahasan dan Sastra Indonesia hendaknya menyajikan materi secara lengkap dengan sistematika yang runtut. Hal ini bisa dilihat dari:

1. .   Cover
Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia ini dilihat dari sampul/covernya sudah tercermin keselarasan dalam pengemasannya mengenai warna cover dengan warna yang cukup cerah, jenis tulisan yang jelas dan layak digunakan sebagai cover dengan tercantumnya bacaan Judul buku, ditujukannya buku, penulis buku, dan penerbit buku tersebut. Dan juga disertai gambar yang berhubungan dengan pembelajaran itu yang menunjukan bahwa pengemasan cover buku tersebut  sesuai.

2. Bagaian Pendahulu.
            a. Kata Pengantar
Pada bagian penulis memberikan informasi berkaitan dengan tujuan penulis buku teks, ucapan terima kasih, harapan bahkan bagaimana mengajar dan belajar bahasa pun disampaikan penulis dalam bagian kata pengantarnya.
b. Daftar Isi.
Adanya daftar isi pada bagian pendahuluan memberikan kemudahan peserta didik dan pengguna buku teks ini dalam mencarai dan menemukan bab, subbab serta topik yang ada di dalamnya.
3. Bagian Isi

 a. Pendahuluan
            Pengantar pada awal buku berisi tujuan penulisan buku teks pelajaran, sistematika buku, cara belajar yang harus diikuti, serta hal-hal lain yang dianggap penting bagi peserta didik bahkan pemberian motivasi kepada peserta didik. Pemberian kata kunci.

b. Rujukan:
Pada setiap ilustrasi dan wacana yang diambil dari sumber lain, penulis telah memberikan identitas sumber yang jelas kecuali ilustrasi yang berupa gambar-gambar kartun.

c. Rangkuman dan refleksi
Rangkuman merupakan konsep kunci bab yang bersangkutan yang dinyatakan dengan kalimat ringkas, jelas, dan memudahkan peserta didik memahami keseluruhan isi bab. Refleksi memuat simpulan sikap dan prilaku yang harus diteladani. Dalam buku ini rangkuman ini tidak ada sehingga peserta didik kurang mendapatkan tekanan materi yang harus benar-benar dikuasai. Sebagai ganti dari itu penulis menyampaikan ringkasan fokus kemampuan dasar yang harus dikuasai peserta didik.
d.  Evaluasi
                                Evaluasi baik yang bersifat pretest maupun post test yang ada dalam buku teks sangat bervariasi. Selain dengan penugasan, pelatihan dan mengerjakan tugas-tugas baik secara individu maupun kelompok. Bervariasinya evaluasi ini bisa menghindarkan siswa dari kebosanan terhadap latihan dan tugas-tugas yang menjemukan.
                Bentuk evaluasi yang ada meliputi:
1. Menjawab pertanyaan bacaan
2. Menceklis jawaban yang benar dengan pilihan Ya dan Tidak
3. Memberi tanda P (Positif) dan T (Negatif)
4. Mengerjakan tugas membaca, baik pemahaman, Membaca puisi dan pembaca cerpen.
5. Memberikan penilaian dari pilihan B (baik), C (cukup), K (kurang) dengan tanda V
6. Mengerjakan tugas individu maupun tugas kelompok.

4. Bagian penyudah

            Pada bagian akhir buku teks ini disajikan daftar pustaka atau daftar buku yang digunakan sebagai bahan rujukan dalam penulisan buku tersebut dan dalam penulisan daftar pustaka seudah sesuai dengan penulisan daftar pustaka yang standar sebagaimana yang disampaikan oleh H. Amat Mukhadis yaitu diawali dengan nama pengarang (yang disusun secara alfabetis), tahun terbitan, judul buku, tempat, dan nama penerbit.


c)  Penggunaan Bahasa dan Keterbacaan
Bahasa adalah sarana penyampaian dan penyajian bahan, seperti kosakata, kalimat,paragraf, dan wacana. Keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa bagi tingkatan siswa. Khususnya Sekolah Menengah Pertama.
Bahasa yang digunakan dalam buku hendaknya bebas dari kalimat yang berbelit-belit, pilihan kata cermat, gaya bahasa baku, penggunaan tanda baca relatif baik. Pendek kata, bahasa baku teks sangat komunikatif bagi para pelajar SMP/MTs.
Dalam tahap perkembangannya, siswa SMP berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat dalam setiap aspeknya. Salah satu aspek tersebut adalah aspek kognitif. Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP, merupakan ‘period of formal operation’. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkret, bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran bahasa Indonesia bahwa belajar akan bermakna apabila input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat siswa. Pembelajaran bahasa Indonesia akan berhasil apabila penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik siswa sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal.
           
            d) Aspek Grafika
                        Grafika merupakan bagian dari buku pelajaran yang berkenaan dengan fisik buku,                
        meliputi ukuran buku, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf,warna, dan ilustrasi, yang    
        membuat siswa menyenangi buku yang dikemas dengan baik dan akhirnya juga meminati  untuk membacanya.Aspek Grafika ini juga meliputi lay-out atau tata letak, ilustrasi, gambar, foto, desain tampilan, identitas/keterangan gambar,dan lain lain.
            Gambar lebih mudah diserap dan lebih tahan dalam memori seseorang daripada kata-kata. Karenanya dalam berusaha membuat tampilan buku ini lebih menarik minat siswa untuk mempelajari materi di dalamnya, dalam sebagian besar bab dan subbab hendaknya menampilkan ilustrasi, baik yang berupa gambar, grafik maupun tabel.
            Kalau dilihat secara keseluruhan tampilnya ilustrasi di awal setiap pelajaran harus mencerminan tema yang akan dibahas dalam setiap pelajaran.



 C. Hal-Hal yang harus di perhatikan dalam Pemilihan Buku Teks
1. Keadaan Finansial
Bagaimanapun juga, buku teks tidak terlepas dari keadaan siswa. Guru harus bijaksana dalam pemilihan buku teks yang sesuai dengan keadaan keuangan siswa. Guru harus bisa mengetahui latar belakang keluarga siswanya sebelum menentukan buku teks yang akan di pakai. Jika siswa berlatar belakang mampu untk membeli buku yang bagus dan harganya sedikit mahal, mungkin guru bisa menggunakannya. Tapi, tetap memenuhi standar yang sudah di sebutkan sebelumnya. Dan begitu juga sebaliknya, jika latar belakang siswa rata-tara kurang mampu. Mungkin guru bisa memberikan solusi lain dengan cara : foto kopi bahan ajar, membuat ringkasan, peminjaman yang dilakukan pihak sekolah, perpustakaan dan cara-cara lainnya.






















BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
PENUTUP
A. Simpulan
Buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu, yang merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana pengajaran ynag serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dapat menunjang sesuatu program pengajaran.
Buku teks brkaitan erat sekali dengan dengan kurikulum. Patokan penyusunan buku teks yang dijabarkan dari kedua kegiatan belajar itu merupakan patokan yang bersifat umum.
Greene dan Petty telah mengidentifikasi butir-butir yang dapat digunakan sebagai alat penduga kualitas buku teks. Butir-butir tersebut meliputi minat siswa, motivasi, ilustrasi, linguistic, terpadu, menggiatkan aktivitas, kejelasan konsep, titik pandang, pemantapan nilai-nilai dan menghargai perbedaan pribadi.

Landasan Teoritis dan media Pembelajaran Pengajaran Menyimak



Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif,  produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar mengajar. Maka dari itu, akan dibahas pendekatan menyimak, metode pengajaran, teknik pengajaran dan strategi pengajaran serta media pengajaran keterampilan menyimak

A.    Batasan Masalah
1.      Landasan Teoritis
a.       Pendekatan keterampilan menyimak
b.      Metode pengajaran
c.       Teknik pengajaran
d.      Strategi pengajaran
2.      Media Pembelajaran Keterampilan Menyimak

B.     Tujuan
Memberikan keterangan secara lugas tentang pendekatan menyimak, metode pengajaran, teknik pengajaran dan strategi pengajaran serta media pengajaran keterampilan menyimak.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Teoritis
1.      Pendekatan
Pendekatan adalah suatiu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan kepada asumsi yang berkaitan.
a.       Pendekatan komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi (Syafi’ie, 1993: 17, Hymes dalam Brumfit, 1987: 2, dan Djiwandono, 1996: 13). Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran.
b.      Pendekatan Integratif
Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Para siswa dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan.
c.       Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif
Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif terlibat dalam proses pengajaran.
d.      Pendekatan Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif merupakan suatu metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.  Siswa bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.


e.       Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut dapat dicapai.
f.       Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa diutamakan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.
g.      Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai media pembelajaran di kelas.




2.      Metode
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
a.       Metode Langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Di dalam metode langsung terdapat 5 fase yaitu demonstrasi, pembimbingan,pengecekan, dan pelatihan.
b.      Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Metode komunikatif berarti bahwa pembelajaran menyimak harus berorientasi pada fungsi utama bahasa, yaitu sebagai alat komunikasi.
c.       Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis.
d.      Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas, kontemporer, kongkret, dan konseptual. Tema yang telah ditentukan harus diolah sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa. Semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Siswa berangkat dari konsep ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
e.       Metode Konstruktivitas
Asumsi sentral metode konstruktivitas adalah belajar itu menemukan. Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar).
f.       Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun metode ini dapat diterapkan dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam situasi dunia nyata.
3.      Teknik
Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran juga dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
a.       Simak – Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat. Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan, semboyan, dan puisi pendek. Model tersebut dapat dibacakan oleh guru atau berupa rekaman suara guru atau suara orang lain. Model ini disimak dan ditiru siswa.
b.      Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.


c.       Simak - Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.
d.      Simak - Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
Apa yang dikemukakan di atas hanya contoh dari sekian banyak teknik yang ada. Untuk itu, guru harus kreatif dan aktif untuk mengaktifkan siswa.
4.      Strategi Menyimak
Menurut Mulyati (2009: 2.6), menjelaskan bahwa Dalam kegiatan menyimak bahasa, kita dapat menggunakan dua strategi yaitu strategi memusatkan perhatian dan membuat catatan”. Menyimak bahasa dapat menggunakan dua strategi yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan.
a.       Memusatkan Perhatian
Agar dapat melakukan menyimak dengan baik, kita harus memusatkan perhatian pada tuturan pembicara. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan isyarat visual dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan atau kerangka infromasi penting, dan perubahan ekspresi wajah. Isyarat verbal meliputi perhentian, naik turunnya suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting, dan pengulangan informasi penting.



b.      Membuat Catatan
Membuat catatn dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsentrasi, menyediakan bahan-bahan untuk mereviu, dan dapat membantu mengingatkan. Akan tetapi membuat catatan juga memerlukan konsentrasi. Hal ini jelas mengganggu proses menyimak itu sendiri. Agar membuat catatan sewaktumenyimak tidak mengganggu konsentrasi, sebaiknya saran-saran berikut dipertimbangkan:
1)      Catatan bersifat sederhana
Catatan yang kecil-kecil dan panjang tidaklah praktis karena yang dapat kita tangkap dari infromasi lisan bukanlah kalimat utuh, melainkan ide-ide pokok yang berupa frase-frase atau kalimat pendek. Oleh karena itu dalam membuat catatan sebaiknya menggunakan bentuk krangka atau outline. Yang kita catat adalah ideide pokok atau informasi yang kita anggap penting, ide-ide yang menonjol, materi-materi yang faktual.
2)      Catatan menggunakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol pilihlah singkatan-singkatan atau simbol-simbol yang kita pahami dengan baik
3)      Catatan harus jelas
Meskipun catatan kita tulis secara cepat, namun faktor kejelasan harus dinomorsatukan agar kita tidak kesulitan jika membaca ulang tulisan tersebut. Kejelasan itu minimal untuk diri kita sendiri.

B.     Media Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial,  media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat projected motion media,  namun dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media, yaitu bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan.
Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.  Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi penyediaan dan permintaan serta pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya
























BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pada bab penutup ini dapat disimpulkan bahwa persoalan pembelajaran keterampilan menyimak harus mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak terutama praktisi pembelajaran sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
Mengingat begitu kompleknya persoalan keterampilan menyimak ini, maka inovasi pembelajaran menjadi salahsatu hal yang harus terus digali dan dicermati oleh semua pihak. Salah satu wujud inovasi dalam pembelajaran menyimak adalah menggunakan berbagai media pembelajaran terutama media tekhnologi informasi, karena melalui media tersebut segala obyek yang harus disimak dapat disajikan dengan lebih riil atau nyata. Dengan demikian maka akan lebih membantu mempermudah siswa dalam memahami berbagai materi simakan. Tentang keefektifan multi media sendiri dalam membantu proses pembelajaran menyimak masih memerlukan kajian yanng lebih mendalam melalui penelitian secara khusus. Akan tetapi jika mencermati segala kemudahan dan keunggulan yang terdapat dalam tekhnologi multi media tersebut di  atas tidak ada salahnya jika kita berasumsi bahwa multi media merupakan sarana media pembelajaran yang sangat baik dipergunakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khusunya pendidikan keterampilan berbahasa.