Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa
manusia bagaimanapun juga tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Secara
kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Dalam kehidupan semacam inilah
terjadi interaksi dan komunikasi baik dengan alam lingkungan dengan sesamanya
maupun dengan Tuhannya.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan
keterampilan berbahasa aktif, kreatif,
produktif dan resetif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah
keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide
serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses belajar
mengajar. Maka dari itu, akan dibahas pendekatan menyimak, metode pengajaran,
teknik pengajaran dan strategi pengajaran serta media pengajaran keterampilan
menyimak
A.
Batasan
Masalah
1.
Landasan Teoritis
a. Pendekatan
keterampilan menyimak
b. Metode
pengajaran
c. Teknik
pengajaran
d. Strategi
pengajaran
2.
Media Pembelajaran
Keterampilan Menyimak
B.
Tujuan
Memberikan keterangan secara
lugas tentang pendekatan
menyimak, metode pengajaran, teknik pengajaran dan strategi pengajaran serta
media pengajaran keterampilan menyimak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan
Teoritis
1.
Pendekatan
Pendekatan adalah suatiu ancangan
atau kebijaksanaan dalam memulai pengajaran suatu bidang studi yang memberi
arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan kepada asumsi yang
berkaitan.
a. Pendekatan
komunikatif
Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada
tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi
(Syafi’ie, 1993: 17, Hymes dalam Brumfit, 1987: 2, dan Djiwandono, 1996: 13).
Pendekatan komunikatif memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan
fungsi bahasa (untuk berkomunikasi) dalam pembelajaran.
b.
Pendekatan Integratif
Pembelajaran bahasa harus dilakukan secara utuh. Para siswa
dituntut untuk terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, membaca, berbicara,
dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus dilakukan secara
terpadu dalam satu proses pembelajaran dengan fokus satu keterampilan.
c.
Pendekatan Cara Belajar Siswa
Aktif
Pendekatan cara belajar siswa aktif diartikan sebagai
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa. Artinya, siswa secara aktif
terlibat dalam proses pengajaran.
d.
Pendekatan Belajar Kooperatif
Belajar kooperatif merupakan suatu
metode yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Siswa
bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
e.
Pendekatan Tujuan
Pendekatan tujuan ini dilandasi oleh pemikiran bahwa dalam
setiap kegiatan belajar mengajar, yang harus dipikirkan dan ditetapkan terlebih
dahulu ialah tujuan yang hendak dicapai. Dengan memperhatikan tujuan yang telah
ditetapkan itu dapat ditentukan metode mana yang akan digunakan dan teknik
pengajaran yang bagaimana yang diterapkan agar tujuan pembelajaran tersebut
dapat dicapai.
f.
Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan salah satu pendekatan dalam
pembelajaran bahasa, yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahasa sebagai
seperangkat kaidah. Atas dasar anggapan tersebut timbul pemikiran bahwa
pembelajaran bahasa harus diutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata
bahasa. Dalam hal ini pengetahuan tentang pola-pola kalimat, pola kata, dan
suku kata menjadi sangat penting, jelas, bahwa aspek kognitif bahasa
diutamakan. Dengan pendekatan struktural siswa akan menjadi cermat dalam
menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidah-kaidahnya.
g.
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan ini mempunyai konsep, guru menggunakan objek di sekitar siswa sebagai
media pembelajaran di kelas.
2. Metode
Metode pembelajaran adalah prosedur,
urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran.
a. Metode
Langsung
Metode pengajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang
terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Di dalam
metode langsung terdapat 5 fase yaitu demonstrasi, pembimbingan,pengecekan, dan
pelatihan.
b.
Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup
semua keterampilan berbahasa. Metode komunikatif berarti bahwa pembelajaran
menyimak harus berorientasi pada fungsi utama bahasa, yaitu sebagai alat
komunikasi.
c.
Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberap aspek ke dalam satu
proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi.
Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis.
d.
Metode Tematik
Dalam metode tematik, semua komponen materi pembelajaran
diintegrasikan ke dalam tema yang sama dalam satu unit pertemuan. Yang perlu
dipahami adalah tema bukanlah tujuan tetapi alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tema tersebut harus diolah dan disajikan secara kontekstualitas,
kontemporer, kongkret, dan konseptual. Tema yang telah ditentukan harus diolah
sesuai dengan perkembangan dan lingkungan siswa. Semua siswa dapat mengikuti
proses pembelajaran dengan logika yang dipunyainya. Siswa berangkat dari konsep
ke analisis atau dari analisis ke konsep kebahasaan, penggunaan, dan pemahaman.
e.
Metode Konstruktivitas
Asumsi sentral metode konstruktivitas adalah belajar itu
menemukan. Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka
melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi
tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode konstruktivistik didasarkan
pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif,
pembelajaran generatif strategi bertanya, inkuiri, atau menemukan dan
keterampilan metakognitif lainnya (belajar bagaimana seharusnya belajar).
f.
Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang
membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
terapannya dengan kehidupan sehari-hari. Adapun metode ini dapat diterapkan
dalam salah satu pembelajaran menulis deskripsi. Siswa dapat belajar dalam
situasi dunia nyata.
3. Teknik
Teknik pembelajaran adalah cara
kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung. Teknik pembelajaran
juga dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
a. Simak –
Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan
secara cermat. Isi model ucapan dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan,
semboyan, dan puisi pendek. Model tersebut dapat dibacakan oleh guru atau
berupa rekaman suara guru atau suara orang lain. Model ini disimak dan ditiru
siswa.
b.
Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi
atas perintah guru. Reaksi siswa itu berbentuk perbuatan.
c.
Simak - Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut
nama bendanya. Deskripsi itu disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian
siswa diminta menerka nama benda itu.
d.
Simak - Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa
tersebut membisikkan pesan itu kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan
pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya. Siswa trerakhir
menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah
pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
Apa yang dikemukakan di atas hanya
contoh dari sekian banyak teknik yang ada. Untuk itu, guru harus kreatif dan
aktif untuk mengaktifkan siswa.
4. Strategi Menyimak
Menurut
Mulyati (2009: 2.6), menjelaskan bahwa “Dalam kegiatan menyimak bahasa, kita
dapat menggunakan dua strategi yaitu strategi memusatkan perhatian dan membuat
catatan”. Menyimak bahasa dapat menggunakan dua strategi yaitu
memusatkan perhatian
dan membuat catatan.
a. Memusatkan Perhatian
Agar
dapat melakukan menyimak dengan baik, kita harus memusatkan perhatian pada
tuturan pembicara. Penutur atau pembicara biasanya menggunakan isyarat visual
dan verbal untuk menyampaikan pesan dan mengarahkan perhatian penyimak. Isyarat
visual meliputi gerak tubuh (gesture), tulisan atau kerangka infromasi penting,
dan perubahan ekspresi wajah. Isyarat verbal meliputi perhentian, naik turunnya
suara, lambatnya pengucapan butir-butir penting, dan pengulangan informasi
penting.
b. Membuat Catatan
Membuat
catatn dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsentrasi,
menyediakan bahan-bahan untuk mereviu, dan dapat membantu mengingatkan. Akan
tetapi membuat catatan juga memerlukan konsentrasi. Hal ini jelas mengganggu
proses menyimak itu sendiri. Agar membuat catatan sewaktumenyimak tidak
mengganggu konsentrasi, sebaiknya saran-saran berikut dipertimbangkan:
1) Catatan
bersifat sederhana
Catatan
yang kecil-kecil dan panjang tidaklah praktis karena yang dapat kita tangkap dari infromasi
lisan bukanlah kalimat utuh, melainkan ide-ide pokok yang berupa frase-frase atau
kalimat pendek. Oleh karena itu dalam membuat catatan sebaiknya menggunakan
bentuk krangka atau outline. Yang kita catat adalah ideide pokok atau informasi
yang kita anggap penting, ide-ide yang menonjol, materi-materi yang faktual.
2) Catatan
menggunakan singkatan-singkatan dan simbol-simbol pilihlah
singkatan-singkatan atau simbol-simbol yang kita pahami dengan baik
3) Catatan
harus jelas
Meskipun
catatan kita tulis secara cepat, namun faktor kejelasan harus dinomorsatukan agar kita
tidak kesulitan jika membaca ulang tulisan tersebut. Kejelasan itu minimal
untuk diri kita sendiri.
B.
Media
Pembelajaran Keterampilan Menyimak
Media berasal
dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.
Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang
dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977)
berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Sedangkan, National
Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Dari
ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan
adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20 usaha pemanfaatan
visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu
audio-visual.
Sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam bidang
pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi
semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Sejalan
dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat visual, audial, media bisa dilakukan secara bersama dan
serempak melalui satu alat saja yang disebut Multi Media. Dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun
dapat meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Kriteria yang
paling utama dalam pemilihan media, yaitu bahwa media harus disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau
kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat
untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami isi
bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran
bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan.
Di samping itu,
terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer),
seperti: biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.Semakin
sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran sudah
mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat dibutuhkan.
Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual. Metamorfosis
dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda cetak, menjadi
penyediaan dan
permintaan serta pemberian layanan secara multi-sensori dari beragamnya kemampuan individu
untuk mencerap informasi, menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib
bervariatif luas. Selain itu, dengan semakin meluasnya
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada
bab penutup ini dapat disimpulkan bahwa persoalan pembelajaran keterampilan
menyimak harus mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak terutama praktisi
pembelajaran sebagai upaya dalam rangka meningkatkan kemampuan peserta didik
dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan.
Mengingat
begitu kompleknya persoalan keterampilan menyimak ini, maka inovasi pembelajaran
menjadi salahsatu hal yang harus terus digali dan dicermati oleh semua pihak.
Salah satu wujud inovasi dalam pembelajaran menyimak adalah menggunakan berbagai
media pembelajaran terutama media tekhnologi informasi, karena melalui media
tersebut segala obyek yang harus disimak dapat disajikan dengan lebih riil atau
nyata. Dengan demikian maka akan lebih membantu mempermudah siswa dalam memahami
berbagai materi simakan. Tentang keefektifan multi media sendiri dalam membantu
proses pembelajaran menyimak masih memerlukan kajian yanng lebih mendalam
melalui penelitian secara khusus. Akan tetapi jika mencermati segala kemudahan
dan keunggulan yang terdapat dalam tekhnologi multi media tersebut di atas tidak ada salahnya jika kita berasumsi
bahwa multi media merupakan sarana media pembelajaran yang sangat baik
dipergunakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran khusunya pendidikan
keterampilan berbahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar